Pengelolaan Usaha Ternak Sapi

MAKALAH AGROBISNIS
Kelompok Tani Ternak Tunas Baru
Desa Batin Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi



A. Latar Belakang
            Strategi pembangunan peternakan mempunyai prospek yang baik dimasa depan, karena permintaan akan bahan-bahan yang berasal dari ternak akan terus meningkat seiring dengan permintaan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan rata-rata penduduk (Santosa, 1997).
            Pembangunan dan pengembangan tersebut salah satunya adalah pembangunan di bidang pertanian yang meliputi pembangunan di bidang peternakan, peternak dimana salah satu usaha peternakan yang banyak di lakukan oleh masyarakat di pedesaan adalah beternak sapi potong, yang berbentuk usaha peternakan rakyat.
            Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diidentifikasi alternatif pola pola pengembangan peternakan rakyat yang mempunyai skala usaha yang ekonomis yang mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga yang cukup memadai. Dalam perspektif kedepan, usaha peternakan rakyat harus mengarah menopang dalam pengembangan agribisnis peternakan, sehingga tidak hanya sebagai usaha sampingan, namun sudah mengarah pada usaha pokok dalam perekonomian keluarga. Dengan kata lain, usaha ternak rakyat diharapkan menjadi pendapatan utama rakyat peternak (paling tidak) dan dapat memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan kelurga peternak, seperti pada kegiatan ekonomi keluarga lainnya dan bahkan mengarah pada usaha peternakan keluarga
            Usaha pengembangan ternak sapi potong tidak terlepas dari usaha ternak rakyat.
Dirjen Peternakan (1998) melaporkan bahwa potensi besar pengembangan peternakan Ruminansia di Indonesia hingga saat ini dan kemungkinan di masa mendatang bersal dari peternakan rakyat (skala usaha kecil). Hal ini ditegakkan lagi dengan laporan Dwi Yanto (2002) yang menyatakan bahwa 99 % produksi sapi bakalandalam negeri dilakukan oleh peternakan rakyat.
            Sektor pertanian secara nasional, masih merupakan faktor yang signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena mayoritas penduduk masih memperoleh pendapatan utamanya di sektor ini. Peternakan merupakan salah satu sub-sektor yang terkandung didalamnya, memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara ini.
           
Salah satu bentuk usaha peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah ternak sapi potong. Usaha peternakan sapi potong sekarang ini sudah merupakan suatu usaha yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga ataupun suatu usaha. Oleh karna itu,  Syamsul.A.R dan Basuki ,S.Pt berinisiatif untuk membangun usaha ternak ini pada daerah Desa Batin Kecamatan Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi yang merupakan salah satu kabupaten berkembang dan memiliki potensi yang baik untuk melakukan usaha ternak sapi potong. Di tambah lagi dengan adanya Program Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas, yang di lakukan oleh Pemerintah yang memudahkan rencana tersebut.
 B. Ruang lingkup Pembahasan
            Sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Dosen Pengasuh                                       Agrobisnis Manajement ‘A’, Ibu Zulfina Adriani, SE.MS.c makalah ini akan membahas tentang :
1.      Planning (Perencanaan Usaha)
2.      Organizing (Pengorganisasian)
3.      Acctuating (Pengarahan)
4.      Controlling ( Pengawasan)


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Planing(Perencanaan)
            Perencanaan adalah hasil pemikiran yang mengarah ke masa depan, menyangkut serangkaian tindakan  berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap semua faktor yang terlibat dan diarahkan kepada sasaran secara khusus. Muhammad Firdaus (Manajement Agrobisnis,2007:27).
            Seperti yang telah di uraikan pada wacana di atas, pendiri sekaligus pengelola Usaha Ternak Sapi ini memiliki tujuan pendirian usaha ternak sapi ini mampu menjadi salah satu usaha yang ekonomis yang mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga yang cukup memadai dan sebagai lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Dengan adanya bantuan Program Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas dalam hal ini menyangkut dana pembangunan, pemilik akan melakukan Pemanfaatan dana tersebut dengan baik dengan cara melakukan pelatihan pelatihan atau bimbingan terhadap tani-tani baru baik dalam bidang teknis (pembangunan, perawatan, dll) juga dalam bidang non teknis (jiwa kewirausahaan.pemasaran, dll) untuk meningkatkan kemampuan tani-tani baru agar program ini terus dan mampu berkembang dan berjalan dengan baik.
2.      Organizing (Penggorganisasian)
            Organisasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Dengan adanya pengorganisasian maka suatu badan usaha mampu berjalan dengan baik dan mampu memaksimalisasi pencapaian tujuan.
            Semua bisnis pasti memiliki struktur organisasi  begitu juga dengan Kelompok Usaha Tani Ternak Tunas Baru memiliki Struktur Organisasi. Sebagai mana  yang telah   terlampir (lampiran 1).
3.Acctuating (Pengarahan).
            Menurut Dr. slamet Sugiri, M.B.A., Akt. dan Dra. Sulastiningsih, M.Si dalam bukunya Akutansi Manajemen (2004:4) : Acctuating (Pengarahan) merupakan proses mengelola aktivitas harian (day to day activities) dan memelihara organisasi berfungsi sebagaimana mestinya.  Dari uraian tersebut Basuki, S.pt (Menejer Usaha Tani Ternak Tunas Baru) membagi dan membuat tugas ataupun kegiatan yang harus dilakukan anggota atau kelompok usaha tani  sesuai dengan pembagian yang telah tercantum dalam struktur organisasi, tugas atau kegiatan harian adalah sebagai berikut :
1.      Memelihara dan merawat ternak sapi dengan baik.
2.      Membuat kandang sesuai dengan persyaratan teknis.
3.      Menyediakan dan menanam rumput sebagai sumber pakan ternak.
4.      Melakukan kegiatan pelatihan dan pengembangan bagi tani baru dan lama tentang usaha budidaya sapi potong sesuai dengan pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa Tahun 2009.
5.      Menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan usaha setiap bulannya.

4.Controlling(Pengawasan)
            Controlling merupakan fungsi terakhir dalam suatu organisasi, yang mana kegiatan ini berfungsi sebagai alat ukur seberapa jauh hasil yang telah di dapatkan.
 Dari  perkiraan analisis budidaya Ternak Sapi potong Bali dan Brahman Cross Usaha tani Tunas Baru adalah sebagai berikut :
1) Biaya Produksi
a.  Pembelian 28 ekor sapi bali : 28 x Rp.4.500.000,-              = Rp. 126.000.000,-
b. Sapi bahman cross 14 ekor : 14 x Rp. 12.000.000,-             = Rp. 168.000.000,-
b.  Kandang                                                                            = Rp.     2.000.000,-
c.  Pakan
- Konsentrat:
1.       Sapi Bali 2% -hari x bobot badan = 2% x 75 kg = 1.5 kg –hari
Konsentrat menggunakan dedak bekatul : 1 kg =  Rp.1000,-
 1,5 kg x Rp. 1000,-                                                     = Rp.            1.500,-
2.   Sapi Brahman Cross 2%x BB = 2% x 400 kg = 8 kg.-hari
8 kg x Rp.1000,-                                                          = Rp.             8.000,-
      - Hijauan
             Nb: tidak di hitung karna masih banyak dan mudah di dapatkan .
d.  Retribusi kesehatan ternak: 42 x Rp 3.000,-                        = Rp.           126.000,-
                                                                                      
            Jumlah biaya produksi                                                  Rp.    170.135.500,-

2) Keuntungan

  1.  Pengembangbiakan sapi bali
Lama Pemeliharaan 6 bulan, biasanya untung 2juta/ekor/ 6 bulan

Modal        = Konsentrat x lama pemeliharaan
                   = Rp. 1.500 x 180 hari
                   = Rp. 270.000/ekor/ 6 bulan.
Keuntungan untuk per-ekor            = Rp. 2.000.000,- – Rp. 270.000,-
                                                      = Rp. 1.730.000
      Keuntungan secara keseluruhan   = 28 ekor x Rp. 1.730.000,-
                                                            = Rp.  48.440.000,-

  1. Pengembangbiakan sapi Brahman cross
Lama Pemeliharaan 6 bulan, biasanya untung 5juta/ekor/ 15bulan
Modal        = Konsentrat x lama pemeliharaan
                   = Rp. 8.000,- x 450 hari
                   = Rp. 3.600.000 /ekor/ 15bulan.
Keuntungan untuk per-ekor            = Rp. 5.000.000,- – Rp. 3.600.000,-
                                                      = Rp. 1.400.000
      Keuntungan secara keseluruhan   = 14 ekor x Rp. 1.400.000,-
                                                            = Rp.  19.600.000,-

BAB III
KESIMPULAN
Dengan adanya kegiatan Usaha Tani Ternak Tunas Baru dalam bidang usaha agrobisnis di Desa Batin Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan mampu menyediakan lapangan kerja baru. Selain itu juga dapat mengatasi permasalahan tentang kebutuhan akan daging sapi pada saat hari-hari besar keagamaan. Contohnya, lebaran Idhul Fitri, Idhul Adha, dan tahun baru. Sehingga, masalah tentang kelangkaan daging bisa terkendali dan dapat membantu pemerintah dalam penyediaan daging.   


DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta Undang Santosa. 1995, Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi, Penebar Swadaya, Jakarta.
 Sugiri, Selamet dan Sulastiningsih, Akutansi Manajemen, 2004.Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

putra andesland Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template